Sabtu, 06 April 2013


LABORATORIUM SEBAGAI MEDIA BELAJAR



DISUSUN OLEH :

                   Nama                                                NIM 
                   Ayu Agniar Wulandari                   2010122095
                   Jois Septi Indari                             2010122096
                   Hendra Gunalan                             2010122104

                   Kelas                           :  6C
                   Program Studi            : Pendidikan Fisika
                   Mata Kuliah               : Laboratoium Fisika
Dosen Pengasuh         : Andi Kurniawan, S.Pd


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS PGRI PALEMBAN
 2013

1.      PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kunci seberapa jauh kualitas SDM yang ada di suatu bangsa. Begitupun halnya Indonesia. Di tengah berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan, upaya melahirkan suatu atmosfer pembelajaran yang berkualitas pun terus digalakan.  Inovasi pendidikan, yang saat ini sering didengungkan tentu saja menjadi suatu harapan kearah kebaikan, karena pada dasarnya pendidikan ini sangat bergantung dengan bagaimana keberlangsungan proses pembelajaran sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut utuk mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menuntup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Sehingga dengan adanya media belajar yang digunakan motivasi maupun minat siswa untuk belajar bisa menjadi lebih maksimal.
Laboraturium juga mempunyai peranan penting, Tanpa laboratorium, maka pembelajar akan sulit memahami pelajaran, terutama materi yang bersifat aplikasi . Laboratorium biasanya ada dalam pembelajaran sains, atau bahasa. Namun, jarang laboratorium dalam pelajaran selain keduanya itu. Padahal secara filosofis, laboratorium itu diperlukan oleh semua pelajaran, karena selain sebagai sumber belajar laboratorium juga bisa sebagai media belajar. Maka mestinya setiap pelajaran yang ideal harus ada laboratoriumnya, karena setiap pelajaran tentu membutuhkan aplikasi.
Dengan dianggapnya laboraturium mempunyai peranan penting, maka alangkah lebih baiknya penulis melakukan kajian pustaka mengenai keterlibatan penggunaan laboraturium sebagai media belajar yang dapat meningkatkan proses dan mutu belajar mengajar.
Disini tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk mencari tahu seberapa berpengaruhnya penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran khususnya mata pelajaran Fisika untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga bisa meningkatkan kualitas pedidikan.
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini selain digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peneliti mengajarkan materi yang akan diajarkan sehingga dengan penggunaan media dalam mengajar bisa membuat siswa lebih berminat dalam belajar. Selain itu juga karena sering berinteraksi dengan laboratorium guru dapat mengenal berbagai alat-alat yang ada di laboratoium sehingga dengan mengetahui banyak alat yang ada di laboratorium guru bisa memvariasikan cara mengajarnya.

2.      Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan (sungkowo, 2010:155). Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Batasan ahli yang telah dikemukakan oleh para ahli yang dikutip dalam (Marlin, 2009:15) yaitu sebagai berikut:
-          AECT (Association of Education and Communication Technologi) (1979:21) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.
-          Olson (1974:12) yang dikutif dalam Miarso (2007:457) mendefinisikan medium sebagai teknologi untuk menyajikan, merekam, membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui rangsangan indra tertent, disertai penstrukturan informasi.
-          Suparman (1997) yang dikutip dalam Fathurrohman dan Sutikno(2007:65) mendefinisikan media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
-          Gearlach dan Ely (1941) dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat murid mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
-          Atwi suparman mendefinisikan, media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
-          Hamidjojo dalam latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
-          Gagne dan Bringgs (1975) secara implinsit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instriksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
-          National Edication Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.
-          Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan murid.
Menurut pendapat penulis, media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara pembelajaran yang membawa informasi dan pengetahuan yang bisa dilihat, didengar ataupun dibaca untuk merangsang  siswa agar lebih minat belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3.      Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dari Prawiradilaga dan Siregar, (2007:6-7) dalam Marlin (2009:30)  fungsi/peran pokok media pembelajaran yaitu:
·         Fungsi AVA (Audiovisul Aids atau teaching Aids)berfungsu untuk memberikan pengalaman yang kongkret kepada siswa. Yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih kongkret) apa yang disampaikan guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak.
·         Fungsi komunikasi sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.

Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:67) dalam Marlin (2009:30) fungsi media dalam proses pembelajaran yaitu:
·              Menarik perhatian siswa
·              Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran
·              Memeperjelas penyajian agar tidak bersifat Verbalistik
·              Mengatasi keterbatasan ruang
·              Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
·              Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
·              Menghilangkan kebosanan siswa waktu belajar
·              Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
·              Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
·              Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatana pembelajaran.

Nana Sudjana ( 1991) dalam Syaiful dkk (2006:134) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori:
·         Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
·         Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
·         Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pengajaran.
·         Penggunaan media dalam pengajran semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
·         Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
·         Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.

Levie dan Lentz (1982) dalam Azhar (2009:16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu
a.       Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaiatan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b.      Fungsi efektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar ( atau membaca ) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c.       Fungsi kognitif media visual dari temuan – temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d.      Fungsi Kompenstoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Menurut Kemp dan Dayton (1985:3 – 4) dalam Azhar (2009:21) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya kedalam program – program pengajaran berjalan agak lambat.  Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut :
1.      Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melaui media penerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda – beda, dengan pengguanaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2.      Pembelajaran lebih bisa menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah – ubah, menggunakan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang ksemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3.      Pembelajaran menjadi lebih interktif dengan diterpkannya teori belajar dan prinsip – prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4.      Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan – pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5.      Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen – elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6.      Pelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk pengguanaan secara individu.
7.      Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8.      Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang – ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar.
Sudjana dan Rivai (1992;2) dalam Azhar (2009:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1.         Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar;
2.         Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3.         Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata – mata komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalu guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4.         Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain – lain.
Encyclopedia Of Educational Research dalam Hamalik (1994;15) dalam Azhar (2009:25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut :
1.      Meletakkan dasar – dasar yang konkret untuk berpikir,oleh kae\rena itu mengurangi verbalisme.
2.      Memperbesar perhatian siswa.
3.      Meletakkan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.      Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5.      Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6.      Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.      Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisisensi dan kerangaman yang lebih banyak dalam belajar.

Hamalik (1986) dalam Azhar (2009:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa.
Kegunaan media dalam pembelajaran serta yang tertuang dalam Miarso (2007: 458-460) dalam Marlin (2009:26) yaitu:
1.      Media mampu meberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak berfungsi secara optimal
2.      Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa
3.      Media datap melampaui batas kelas
4.      Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya
5.      Media menghasilkan keseragaman pengamatan
6.      Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

Dale (1969:180) dalam Azhar (2009:23) mengemukakan bahwa bahan – bahan Audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern pada saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi :
1.      Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2.      Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;
3.      Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan, dan minat siswa dengan meningkatkan motvasi belajar siswa;
4.      Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5.      Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6.      Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisifasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7.      Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari;
8.      Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep – konsep yang bermakna dapat dikembangkan;
9.      Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
10.  Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna;
Pemanfaatan media pembelajaran juga tidak asal-asalan menurut keinginan guru namun juga harus dimanfaatkan menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik. Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media (syaiful dkk, 2006:136). Langkah-langkah itu yaitu:
1.      Merumuskan tujuan pengajaran
2.      Persiapan guru. Fase ini guru memilih dan menetapkan media dimana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbanganna patut diperhatikan.
3.      Persiapan kelas. Fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi agar mereka dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
4.      Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pengajaran dengan memanfaatkan media pengajaran. Keahlian guru dituntut disini. Media diperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan bahan pengajaran. Media dikembangkan untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan.
5.      Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media disni bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik dikelas atau di luar kelas.
6.      Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar selanjutnya.
                   
                    Berdasarkan pendapat para ahli fungsi dan manfaat media pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa fungsi dan media pembelajaran yaitu:
1.      Laboratoium sebagai media pembelajaran juga mampu memberikan rangsangn pada otak siswa sehingga dapat mempercepat proses belajar mengajar serta memperjelas materi yang sedang dipelajari sehingga siswa lebih paham dan ingat lebih lama terhadap materi yang dipelajari dan bisa menaikkan nilai siswa.
2.      Menghilangkan rasa bosan pada saat waktu pelajaran sehingga dengan penggunaan laboratoium sebagai media pembelajaran bisa meningkatkan minat belajar siswa karena juga berada di kondisi yang berbeda.
3.      Laboratorium sebagai media pembelajaran selain untuk meningkatkan prestasi belajar juga bisa sebagai hiburan. Hiburan disini yaitu ketika siswa mulai bosan dengan kondisi biasa yang hanya berada di dalam kelas dan monoton terhadap buku namun dengan adanya laboratorium sebagai media pembelajaran bisa membuat siswa berada di kondisi lain dengan belajar di laboratoium serta pembelajarannya langsung dengan contoh yang nyata, sperti penggunaan jangka sorong.
4.      Selain mendengarkan guru menjelaskan uraian materi pelajaran siswa bisa juga bisa langsung mengamati, mendemonstrasikan, memerankan dll terhadap media yang digunakan
5.      Dengan penggunaan media pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan sehingga membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
6.      Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat dan juga meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna;

4.      Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Cukup banyak jenis dan media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Dilihat dari jenisnya (Sungkowo, 2010:158), media dibagi ke dalam beberapa macam yaitu
·      Media audio adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Seperti radio, cassete recorder, piringan hitam..
·      Media visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun,
·      Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassete.

Dilihat dari segi keadaannya (Sungkowo, 2010:159), media audio visual dibagi menjadi:
-       Audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film audiocassete
-       Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dilihat dari daya liputnya (Sungkowo, 2010:159), media dibagi menjadi:
-          Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah murid yang banyak dalam waktu yang sama.
-          Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus. Seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakannya tempat tertutup dan gelap.
Sedangkan jika dilihat dari bahan pembuatannya (Sungkowo 2010:159), media dibagi menjadi:
-          Media sederhana yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannnya murah dan penggunaanya tidak sulit
-          Media kompleks yaitu media dengan bahan sulit didapat,  alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal.
Lambert dan cuper ( 2008) dalam Marlin (2009:16) menyatakan jenis multimedia berupa teks, audio, grafik, animasi atau video untuk menyampaikan informasi. Multimedia dibagi dalam dua kategori:
-          Multimedia linear berkembang dari satu layar ke layar berikutnya dan biasanya digunakan instruktur sebagai tambahan alat bantu mengajar.
-          Multimedia non linear (meliputi hiperlink) menawarkan penonton untuk saling memperngaruhi, mengontrol kemajuan dan memilki bentuk pengetetahuan.
Daftar kelompok media instruksional menurut Anderson (1976) dalam Marlin (2009:17) yaitu sebagai berikut:
NO
KELOMPOK MEDIA
MEDIA INSTRUKSIONAL
1
Audio
·      Pita audio (rol atau kaset)
·      Piringan audio
·      Radio (rekaman siaran)
2
Cetak
·      Buku teks terprogram
·      Buku pegangan/manual
·      Buku tugas
3
Audio – Cetak
·      Buku latihan dilengkapi kaset
·      Gambar/poster (dilengkapi audio)
4
Proyek Visual Diam
·      Film bingkai (slide)
·      Film rangkai (berisi pesan verbal)
5
Proyek Visual Diam dengan Audio
·      Film bingkai (slide) suara
·      Film rangkaian suara
6
Visual Gerak
·      Film bisu dengan judul (caption)
7
Visual Gerak dengan Audio
·      Film suara
·      Video/VCD/DVD
8
Benda
·      Benda nyata
·      Model tiruan (mock up)
9
Komputer
·      Media beerbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional)

Beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (Arief dkk, 2006:27), yaitu:
1.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Salauran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol komunikasivisual. Simbol – simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Secara khusus grafis berfungsi untuk menarik perhatian,memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Macam-macam media grafis yaitu:
a.      Gambar/foto
Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana- mana.
Beberapa kelebihan media gambar /foo yaitu :
1.      Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media perbal semata.
2.      Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawah ke kelas, dan tidsk selalu bisa anak – anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut.
3.      Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
4.      Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehinggga dapat mencegah dan membetulkan kesalahpahaman.
5.      Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
Selain kelebihan – kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
1.      Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata;
2.      Gambar/foto benda yang terlalau kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
3.      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.



Enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan:
1.      Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
2.      Sederhana
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin – poin pokok dalam gambar.
3.      Ukuran relatif
Gambar/foto dapat memperbesarkan atau memperkecil objek yang sebenarnya.
4.      Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
5.      Gambar yang baik belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6.      Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b.      Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
c.       Diagram
Sebagai suatu gambar yang menggunakan garis – garis dan simbol – simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek dan secara garis besar. Diagram pada umunya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
Beberapa ciri diagram yang perlu diketahui:
1.      Diagram bersifat simbolis dan abstark sehingga kadang-kadang sulit dimengerti.
2.      Untuk dapat membaca diagram sesorang haru mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkannya.
3.      Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram dapat memperjelas arti.
Diagram yang baik bagi media pendidikan adalah
1.      Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan – penjelasan yang perlu.
2.      Cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan
3.      Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum.

d.      Bagan/chart
Bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide – ide atau konsep – konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Pesan yang disampaikannya biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Di dalam bagan sering kali kita jumpai jenis media grafis yang lain seperti gambar, diagram, kartun atau lambang-lambang verbal.
Sebagai media yang baik bagan haruslah:
1.      Dapat dimengerti anak;
2.      sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit – belit;
3.      diganti pada waktu – waktu tertentu agar selain tetap termassa (up to date) juga tak kehilangan daya tarik.
Beberapa jenois bagan/chart secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
e.        Grafik (graps)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik – titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang berhubungan secara singkat. Grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.
Beberapa manfaat/kelebihan grafik sebagai media :
1.      Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data – data kuantitatif dan hubungan – hubungannya.
2.      Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interprestasi dan perbandingan antara data – data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.
3.      Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas , dan logis.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1.      Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas
2.      Hanya menyajikan satu ide setiap grafik
3.      Ada jarak/ruang kosong antara-antara kolom-kolom bagiannya
4.      Warna yang digunakan kontras dan harmonis
5.      Berjudul dan ringkas
6.      Sederhana
7.      Mudah dibaca
8.      Praktis, mudah diatur
9.      Menggambarkan kenyataan
10.  Menarik
11.  Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan
12.  Teliti

Ada beberapa macam grafik yang digunakan antara lain:
1.      Grafik garis
2.      Grafik garis atau line graps termasuk dalam grafik dua skala, atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertikal dan garis horizontal yang saling bertemu
3.      Grafik batang
Grafik batang menggunakan proses vertikal dan horizontal. Grasik jenis ini bermanfaat untuk membandingkan sesuatu objek, atau peristiwa yang sama dalam waktu yang berbeda, atau menggambarkan berbagai hal/objek yang berbeda tentang sesuatu yang sama.
4.      Grafik lingkaran
Grafik ini dimaksudkan untuk  menggambarkan bagian-bagian dari suatu keseluruhan serta perbandingan bagian-bagian.
Grafik gambar menggunakan simbol-simbol gambbar sederhana. Jumlah simbol gambar tersebut menggambarkan data kuantitatif. Selain dapat menunjukkan perbandingan dalam bentuk yang jelas dan singkat grafik mudah dibaca karena menggunakan gambar-gambar tersebut.

f.       Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpreatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.
g.      Poster
Poster tidak hanya untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk bari dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program  Keluarga Berencana atau untuk menyayangi biantang dapat dituangkan lewat poster.
Secara umum poster yang baik hendaklah:
1.      Sederhana
2.      Menyajikan satu ide dan guru mencapai satu tujuan pokok
3.      Bewarna
4.      Slogan ringkas dan jitu
5.      Tulisannya jelas
6.      Motif dan didesain bervariasi

h.      Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi.
Kelebihan lain dari peta dan globe, dipakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1.      Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain-lain
2.      Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis
3.      Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuhan-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya

i.        Papan Flanel/Flanel Board
Papan fanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.

2.      Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik herbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.
Ada beberapa jenis media yang dikelompokkan ke dalam media audo:
a.      Radio
Sebagi sesuatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
1.      Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV
2.      Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang keruangan lainnya.
3.      Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4.      Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak
5.      Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari
6.      Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya
7.      Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mngajarkan musik dan bahasa
8.      Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru, antara lain:
a.       Radio dapat menampilkan ke dalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang studi tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak unuk mengajar
b.      Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis.
c.       Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika
d.      Siaran-siaran yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian besar topik
9.      Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tak dapat dikerjakan oleh guru.
10.  Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkauannya luas
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
1.      Sifat komunokasinya hanya satu arah
2.      Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya, dan
3.      Penjadwalnya pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah

b.      Alat Perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetik atau lazimnya disebut tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita megnetik yaitu sistem full track recording dan double track recording. Beberapa kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan yaitu:
1.      Alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya.
2.      Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume
3.      Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi
4.      Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung mengontrolnya
5.      Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di luar sekolah
6.      Program kaset bisa  menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatisasi dan lain-lain)
7.      Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa
Dibandingkan dengan program radio, program kaset mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1)      Daya jangkaunya lemah
2)      Dari segi biaya pengadaanya bila untuk sasaran yang benyak jauh lebih mahal.

3.      Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlebih dahulu.


Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:
a.      Film bingkai
Film bingkai adalah suatu film yang berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari karton, atau plastik. Selain ukuran tersebut masih ada lagi ukuran yang lebih besar, oversized slides (21/4x21/2 inci) dan latern slide (3 1/4x4 inci).
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media pendidikan yaitu sebagai berikut:
1)        Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak
2)        Perhatian anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
3)        Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas
4)        Film bingkai berada di bawah kontrol guru.
5)        Film bingkai baik digunakan untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia
6)        Penyimpanannya film bingkai sangat mudah (praktis)
7)        Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera.
8)        Program bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat efektif bila dibandingkan dengan media cetak yang berisi gambar yang sama (walaupun gambar cetak tersebut disusun dalam urutan yang sama disertai narasi yang sama pula)
9)        Program film bingkai bersuara mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya.
10)    Film bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya meupun cara menggunakannya, dibandingkan dengan media TV atau film. Biayanya juga rlatif lebih murah.
11)    Program dibuat dalam waktu singkat. Lama waktu yang diperlukan tergantung pada waktu untuk melakukan hal-hal berikut:
-          Merencanakan produksi/menulis naskah
-          Menggambar grafis
-          Memotret
-          Memproses film
-          Memberi bingkai
-          Merekam narasi
Selain kelebihan dan keuntungan tersebut diatas, film bingkai juga mempunyai keterbatasan dan kelemahan yang perlu kita ketahui:
1.      Seri program film bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas merupakan kelebihan sekaligus merupakan titik kelemahan.
2.      Dibanding dengan media audio visula yang lain seperti TV dan film, film bingkai mempunyai kelemahan yaitu hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
3.      Bila tidak ada daylight screen, penggunaan program slide suara memerlukan ruangan gelap
4.      Dibanding dengan gambar, foto, bagan atau papan flanel pembuatan film bingkai jauh lebih mahal biayanya.

b.      Film Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Sebagaimana halnya film bingkai, film rangkai bisa tanpa suara (silent) bisa pula dengan suara (sound). Suara yang menyertai film rangkai itu dimaksudkan untuk menjelaskan isi.

Sebagai media pendidikan media film rangkai mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1.      Sperti halnya film bingkai, kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur, dapat ditambah narasi dengan kotrol guru
2.      Semua kelebihan non projected still picture dimiliki oleh film rangkai
3.      Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai, seperti misalnya: foto, bagan, dokumen, gmabar, tabel, simbol, kartun dan sebagaina.
4.      Cocok untuk mengajarkan keterampilan
5.      Urutan gambar sudah pasti karena film rangkai merupakan satu kesatuan
6.      Penyimpanan mudah, cukup digulung dan dimasukkan kedalam tempat khusus
7.      Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah penggambarannya dibandingkan film bingkai
8.       Dapat belajar kelompok maupun individual
Kelemahan pokok film rangkai dibandingkan dengan film bingkai adalah sulit diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai
c.       Media Transparasi
Media transparasi atau overhead transparency (OHT) sering kali disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead projector). Media transparasi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8 1/2” x 11”. Sebagai perangkat lunak, bahan transparan yang berisi pesan-pesan tersebut memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya, yaitu OHP. OHP adalah alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memproyeksikan transparasi ke arah layar lewat atas atau samping kepala orang yang menggunakannya.
Sebagai media pendidikan, media tramparasi mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan media transparasi antara lain:
1.      Gambar yang diproyeksikan lebih jelas dibanding gambar papan.
2.      Guru sambil belajar dapat berhadapan dengan siswa
3.      Benda-benda kevil dapat memproyeksikan hanya dengan meletakkannya di atas OHP, walaupun hasilnya berupa bayangan
4.      Memungkinkan penyjian diskriminasi warna dan menarik minat-minat siswa
5.      Tak memerlukan tenaga bantuan operator dalam menggunakan OHP karena mudah dioperasikan
6.      Lebih sehat daripada papan tulis
7.      Praktis dapat digunakan
8.      Sepenuhnya di bawah kontrol guru
Sekalipun banyak kelebihan, media transparasi juga mempunyai keterbatasan/kelemahan antara lain:
1.      Transparasi memerlukan peralatan khusus untuk memproyaksikan (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-kadang sulit dicari suku cadangnya di tempat-tempat tertentu
2.      Transparasi memerlukan waktu, uasah dan persiapan yang baik, lebih-lebih kalau menggunakan teknik penyajian yang kompleks
3.      Karena lepas, transparasi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya
4.      Jika teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecendrungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cendrung bersikap pasif.

d.      Proyektor Tak Tembus Pandang
Proyektor tak tembus pandang adalah alat untuk memproyeksikan bahan buku transparan tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang (opaque).
Kelebihan proyektor tak tembus pandang yaitu:
1.      Dapat digunakan untuk hampir semua bidang studi yang ada di kurikulum
2.      Dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan, sehingga bahan yang semula hanya untuk individu jadi untuk seluruh kelas.
Kelemahannya ialah bahwa proyektor tembus pandang tidak seperti OHP harus digunakan di ruangan yang gelap.
e.       Mikrofis
Mikrofis atau microfiche adalah lembaran film transparan terdiri dari lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang.
Keuntungan mikrofis yaitu:
1.      Mudah dikopi cetak dan diduplikasikan dengan biaya yang relatif murah
2.      Bisa diproyeksikan ke layar lebar
3.      Karena dalam bentuk lembaran mudah untuk didentifikasi
4.      Informasi kepustakaan yang terletak di bagian atas lembaran mudah untuk didentifikasi
Kelemahan kepustakaan mikofis yang perlu diperhatikan:
1.      Pembuatan masternya mahal
2.      Mudah hilang
3.      Bila telah banyak, sulit memfilenya sehingga mudah salah masuk filing.

f.       Film
Film merupakan media yang amat besar kemampuaanya dalam membantu proses belajar mengajar.
Sebagai suatu media, film memilki keunggulan yaitu:
1.      Film merupakan suatu denominator belajar yang umum
2.      Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
3.      Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau
4.      Film dapat mengmbara dengan lincahnya dari satu negara ke negara lainnya, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat di bawa masuk kelas
5.      Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus dan sebaliknya

g.      Film Gelang
Film gelang atau film loop (loop  film) adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan.

Sebagai satu media film gelang mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1.      Ruangan tak perlu di gelapkan
2.      Dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas
3.      Baik sekali untuk menunjukkan suatu periode yang pendek, yang berisi gerakan-gerakan tertentu dari objek yang dipelajari.
4.      Film gelang mudah sekali diintegrasikan ke pelajaran dan dipakai bersama dengan medium yang lain
5.      Karena sederhana, murid pun bisa memakainya sendiri
6.      Film dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan atau diskusi.

h.      Televisi (TV)
Televisi adalah media yang menyampaiakn pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai kelebihan yaitu:
1.      TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai
2.       TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak
3.      TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton
4.      TV mempunyai realitas dari film
5.      Sifatnya langsung dan nyata
6.      Horizon kelas da[at di perlebar dengan TV
7.      Hampir setiap mata pelajaran bisa di TV kan
8.      TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengajar
Beberapa kelemahan/keterbatasan TV antara lain:
1.      Harga pesawat TV lebih murah
2.      Sifat komunikasinya hanya satu arah
3.      Jika akan di manfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan
4.      Program di luar kontrol guru
5.      Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa jumlah siswa yang dapat memanfaatkannya terbatas.

i.        Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak. Pesan yang disajikan bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.
Kelebihan video antara lain:
1.      Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya
2.      Dengan alat perekam pita audio sejumlah besar penonton dapat memperoleh dari ahli-ahli/spesialis
3.      Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya
4.      Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang
5.      Gambar proyeksi bisa dibekukan utuk diamati seksama
Hal-hal negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan alat perekam pita video adalah:
1.      Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan
2.      Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain
3.      Kurang mamapu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna
4.      Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks

j.        Permainan dan Simulasi
Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Simulasi adalah suatu model hasil penyerdehanaan suatu realiatas.
Sebagai media pendidikan, permainan mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1.      Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur
2.      Permainan memungkinkan terjadinya ada partisifasi aktif dari siswa untuk belajar
3.      Permainan dapt memberikan umpan balik langsung
4.      Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.
5.      Permainan bersifat luwes.
6.      Permainan dapat dengan mudah di buat dan diperbanyak
Sebagaimana media lainnya permainan dan simulasi juga mempunyai kelemahan atau keterbatasan yaitu:
1.    Karena asyik, atau karen belum mengenai aturan/teknis pelaksanaan
2.    Dalam mensimulasikan situasi sosial permainan cendrung terlalu menyerdehanakan konteks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah
3.    Kebanyakan permainan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja padahal keterlibatan seluruh siswa/warga belajar amalah penting agar proses belajar bisa lebih efektif dan efesian.

5.      Pengertian Laboratoium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007 dalam Wanmustafa (http://wanmustafa.wordpress. com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/).
Sementara menurut Emha (2002) dalam Wanmustafa (http:// wanmustafa. wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/) laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005) dalam Wanmustafa (http://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/) laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain (Wanmustafa: 2011).
Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup dimana suatu percobaan dan penyelidikan dilakukan Depdikbud (1997) dalam Majalah Pendidikan  (www.majalahpendidikan.com/2011/10fungsi-laboratorium.html?m=1).
Menurut penulis dari pengertian laboratorium yang diungkapkan oleh beberapa ahli maka penulis menyimpulkan, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan atau pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain dalam suatu ruangan tertutup maupun ruangan terbuka untuk menghasilkan sesuatu.

6.      Fungsi Laboratorium
Menurut Sukarso (2005) dalam http://wanmustafa.wordpress.com /2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/, secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam
2.      Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3.      Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4.      Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5.      Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Menurut Soejitno (1983) dalam Wahyuni Suryanita ( wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html?m=1) fungsi laboratorium adalah
1.      Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah
2.      Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa
3.      Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial
4.      Menambah keerampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran
5.      Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan.
Menurut penulis fungsi laboratorium yaitu:
1.      Sebagai tempat untuk mengembangkan keterampilan intelektual melalui percobaan dan pelatihan di laboratorium
2.      Mengembangkan ketrampilan motorik siswa, dan timbul rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang sedang diteliti sehingga timbul rasa percaya diri untuk mengungkapkan kepada teman-temannya terhadap hasil yang didapatkan dalam meneliti.

7.      Prinsip- Prinsip Pemilihan Media
Penggunaan media pembelajaran sangat bergantung paada tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, kemudahan dalam memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Drs. Sudirman N. (1991) dalam Syaiful dkk (2006:126) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, yaitu:
1.      Tujuan Pemilihan
        Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
2.      Karekteristik media pengajaran
        Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik media pembelajaran sangat penting untuk dimilki oleh seeorang guru untuk pemilihan media pengajaran. Di samping itu juga untuk guru menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi.
3.      Alternatif pilihan
Memilih adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru menentukan pilihan jika terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan jika hanya satu maka guru tidak bisa memilih.
  
                        Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media itu dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (1991: 104) dalam Sukowo (2010:160) adalah:
1.      Menentukan jenis media dengan tepat
2.      Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat
3.      Menyajikan media dengan tepat
4.      Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu

8.      Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
     Dalam usaha penggunaan media dalam proses belajar mengajar, pedoman umum dalam penggunaan media pembelajaran (Marlin, 2009:24) yaitu:
a.       Tidak ada satu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
b.      Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
c.       Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karekteristik materi pelajaran yang disajikan
d.      Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan
e.       penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup
f.       peserta didik perlu dipersiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal penting selama penyajian media berlangsung.
    Heinich dan kawan-kawan (1982) dalam Azhar (2009:67) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media,  Utilize, Require learner response adn Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam pembelajaran yaitu:
a.       menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran
b.      menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran
c.       memilih, memodifikasi atau merancang dengan mengembangkan materi dan media yang tepat
  Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan, maka perlu juga memeperhatikan faktor-faktor (Syaiful, 2006:128) berikut:
1.      Objektifitas
Metode dipilih untuk keperluan sistem belajar
2.      Program masukan pembelajaran
Program pembelajaran yang akan disampaikan kepada murid harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3.      Sasaran program
        Media yang digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan murid, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penyajianya.
4.      Situasi dan kondisi
Yaitu situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang digunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta kondisi murid yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahannya.
5.      Kualitas teknik
Ada rekaman suara atau gambar-gambar dan alat-alat lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan.

          Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991) dikutip dalam Azhar (2006:132) mengemukakan dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.      Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
2.      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3.      Kemudahan memperoleh media
4.      Ketrampilan guru dalam menggunakannya
5.      Tersedianya waktu untuk menggunakannya
6.      Sesuai dengan taraf berfikir siswa

9.      Laboratorium Sebagai Media Pembelajaran
menurut Emha (2002) dalam Wanmustafa (http:// wanmustafa. wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/) laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain. Dalam hal ini laboratorium selain sebagai tempat untuk mengadakan percobaan laboratorium juga digunakan sebagai media belajar untuk mencari tahu kebenaran tentamg sesuatu hal yang sedang diteliti.
Menurut Soejitno (1983) dalam Wahyuni Suryanita ( wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html?m=1) salah satu fungsi laboratorium adalah Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. Dari salah satu fungsi yang di dikutip dalam (wahyunisuryanita. blogspot. Com /2012/12/ fungsi – dan – manfaat - laboratorium- sebagai. html?m=1  Selain sebagai tempat belajar/percobaan, laboratorium juga sebagai media belajar dimana laboratorium disini sebagai media adalah untuk mencari kebenaran terhadap sesuatu yang sedang diteliti.
Sehingga laboratorium sebagai media pembelajaran merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan atau pelatihan sebagai perantara pembelajaran yang membawa informasi dan pengetahuan untuk merangsang siswa agar lebih minat belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Laboratorium sebagai media pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah bukan hanya audio yang digunakan sebagai penyampaiannya namun bisa juga berupa fisik. Tergantung dengan materi yang sedang dipelajari. Laboratorim yang merupakan media belajar, sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar terutama dalam pelajaran fisika yang kebanyakan materi ajarnya membutuhkan alat-alat praktek yang alat-alat tersebut banyak terdapat di laboratoium. Dengan adanya laboratorium yang mempermudah proses belajar secara tidak langsung juga memperkenalkan kepada siswa bagaimana bentuk alat-alat yang biasa digunakan pada pelajaran fisika. Sehingga jika siswa telah mengenal alat-alat yang akan digunakan, guru hanya menjelaskan saja bagaimana cara mengukur benda dengan menggunakan alat-alat itu. Disini Mengukur benda tesebut tidak bisa menggunakan perkiraan atau menerka-nerka karena dalam fisika segala sesuatu bisa di hitung atau diukur, itulah gunanya laboratorium sebagai media belajar yaitu untuk membantu mempermudah mengukur benda yang sedang dipelajari dengan alar-alat yang berada di laboratorium selain itu juga laboratorium mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam belajar yang dimana di dalam laboratoium siswa bisa langsung menggunakan atau mengukur benda yang dipelajari.
Laboratorium sebagai media pembelajaran juga untuk mempermudah proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga siswa bisa lebih mengerti dan guru lebih mudah dalam menjelaskan materi yagn sedang dipelajari. Selain itu juga dengan penggunaan laboratorioum sebagai media juga bisa menaikkan kualitas dan minat belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika yang hampir sebagian besar materi pelajarannya membutuhkan suatu penalaran yang tinggi dimana untuk mengukurnya membutuhkan suatu alat-alat laboratoium agar tingkat kepastiannya tepat. Sehingga jika minat siswa telah terbentuk maka siswa termotivasi untuk belajar dan siswa akan mudah untuk menyerap atau mengerti terhadap penjelasan guru apabila menggunakan suatu media pelajaran untuk mempermudah proses belajar mengajar di sekolah.
Jadi dengan penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran b mempermudah proses belajar mengajar serta siswa juga bisa mengenal karakteristik benda dan bisa mengamatinya secara langsung karena benda yang diamati ada di depan mereka.



10.  Penutup
          Setelah penulis membahas tentang laboratorium sebagai  media pembelajaran, penulis menyimpulkan bahwa Laboratorium sebagai media belajar sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar untuk mempermudah proses pembelajaran terhadap materi yang sulit untuk dipahami siswa, penggunaan laboratorium ini juga sebagai motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa yang ketika siswa dihadapkan dengan pelajaran fisika rata-rata siswa beranggapan fisika itu pelajaran sulit. Sehingga dengan penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran bisa menaikkan minat siswa dan juga prestasi belajar siswa.


DAFTAR PUSTAKA


Arsad Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Bahri Saiful dan Zain Aswan. 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka 
Cipta
M-Edukasi. 2013. Fungsi Laboratorium. Tersedia:
Majalah Pendidikan. 2013. Fungsi Laboratorium. Tersedia: 
diakses 29-03-2013
Marlin Tin. 2009. Dasar dan Proses Pembelajaran Fisika II. Pelembang: Tanpa
Penerbit
Sadiman Arief, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soetopo Sungkowo. 2010. Belajar dan Pengajaran. Pelembang: Tanpa Penerbit
Wanmustafa. 2011. Pengertian dan Fungsi Laboratorium. Tersedia:
Wahyunisuryanita. 2012. Fungsi dan Manfaat Laboratorium. Tersedia:
wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-
laboratorium-sebagai.html?m=1