LABORATORIUM SEBAGAI MEDIA BELAJAR
DISUSUN OLEH :
Nama NIM
Ayu
Agniar Wulandari 2010122095
Jois
Septi Indari 2010122096
Hendra
Gunalan 2010122104
Kelas : 6C
Program
Studi : Pendidikan Fisika
Mata
Kuliah :
Laboratoium Fisika
Dosen Pengasuh : Andi Kurniawan, S.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBAN
2013
1.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kunci seberapa jauh
kualitas SDM yang ada di suatu bangsa. Begitupun halnya Indonesia. Di tengah
berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan, upaya melahirkan suatu atmosfer
pembelajaran yang berkualitas pun terus digalakan. Inovasi pendidikan, yang saat ini sering
didengungkan tentu saja menjadi suatu harapan kearah kebaikan, karena pada
dasarnya pendidikan ini sangat bergantung dengan bagaimana keberlangsungan
proses pembelajaran sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut utuk mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menuntup
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut
untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Sehingga dengan adanya
media belajar yang digunakan motivasi maupun minat siswa untuk belajar bisa
menjadi lebih maksimal.
Laboraturium juga mempunyai peranan
penting, Tanpa laboratorium, maka pembelajar akan sulit memahami pelajaran,
terutama materi yang bersifat aplikasi . Laboratorium biasanya ada dalam
pembelajaran sains, atau bahasa. Namun, jarang laboratorium dalam pelajaran
selain keduanya itu. Padahal secara filosofis, laboratorium itu diperlukan oleh
semua pelajaran, karena selain sebagai sumber belajar laboratorium juga bisa
sebagai media belajar. Maka mestinya setiap pelajaran yang ideal harus ada
laboratoriumnya, karena setiap pelajaran tentu membutuhkan aplikasi.
Dengan dianggapnya laboraturium
mempunyai peranan penting, maka alangkah lebih baiknya penulis melakukan kajian
pustaka mengenai keterlibatan penggunaan laboraturium sebagai media belajar
yang dapat meningkatkan proses dan mutu belajar mengajar.
Disini
tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk mencari tahu seberapa
berpengaruhnya penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran khususnya
mata pelajaran Fisika untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga bisa
meningkatkan kualitas pedidikan.
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini selain
digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peneliti mengajarkan
materi yang akan diajarkan sehingga dengan penggunaan media dalam mengajar bisa
membuat siswa lebih berminat dalam belajar. Selain itu juga karena sering
berinteraksi dengan laboratorium guru dapat mengenal berbagai alat-alat yang
ada di laboratoium sehingga dengan mengetahui banyak alat yang ada di
laboratorium guru bisa memvariasikan cara mengajarnya.
2.
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata
media berasal bahasa latin, yaitu medius
yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan kata lain,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan (sungkowo, 2010:155). Batasan mengenai pengertian media sangat luas,
namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan
sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Batasan
ahli yang telah dikemukakan oleh para ahli yang dikutip dalam (Marlin, 2009:15)
yaitu sebagai berikut:
-
AECT (Association
of Education and Communication Technologi) (1979:21) mengartikan media
sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.
-
Olson (1974:12) yang dikutif dalam
Miarso (2007:457) mendefinisikan medium sebagai teknologi untuk menyajikan,
merekam, membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui rangsangan indra
tertent, disertai penstrukturan informasi.
-
Suparman (1997) yang dikutip dalam
Fathurrohman dan Sutikno(2007:65) mendefinisikan media adalah alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima
pesan.
-
Gearlach dan Ely (1941) dalam Pupuh
Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa media jika dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat murid mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
-
Atwi suparman mendefinisikan, media
sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari
pengirim kepada penerima pesan.
-
Hamidjojo dalam latuheru (1993) memberi
batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu
sampai kepada penerima yang dituju.
-
Gagne dan Bringgs (1975) secara
implinsit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instriksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
-
National
Edication Association memberikan definisi media sebagai
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya;
dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.
-
Dalam aktivitas pembelajaran, media
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan murid.
Menurut pendapat penulis, media
merupakan alat yang digunakan sebagai perantara pembelajaran yang membawa
informasi dan pengetahuan yang bisa dilihat, didengar ataupun dibaca untuk
merangsang siswa agar lebih minat
belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.
Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Dari
Prawiradilaga dan Siregar, (2007:6-7) dalam Marlin (2009:30) fungsi/peran pokok media pembelajaran yaitu:
·
Fungsi AVA (Audiovisul Aids atau teaching
Aids)berfungsu untuk memberikan pengalaman yang kongkret kepada siswa.
Yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih kongkret) apa
yang disampaikan guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka penjelasan
guru bersifat sangat abstrak.
·
Fungsi komunikasi sebagai sarana
komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dengan demikian
merupakan sumber belajar yang penting.
Menurut
Fathurrohman dan Sutikno (2007:67) dalam Marlin (2009:30) fungsi media dalam
proses pembelajaran yaitu:
·
Menarik perhatian siswa
·
Membantu untuk mempercepat pemahaman
dalam proses pembelajaran
·
Memeperjelas penyajian agar tidak
bersifat Verbalistik
·
Mengatasi keterbatasan ruang
·
Pembelajaran lebih komunikatif dan
produktif
·
Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
·
Menghilangkan kebosanan siswa waktu
belajar
·
Meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
·
Melayani gaya belajar siswa yang
beraneka ragam
·
Meningkatkan kadar
keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatana pembelajaran.
Nana Sudjana ( 1991) dalam Syaiful dkk
(2006:134) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori:
·
Penggunaan media dalam proses belajar
mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
·
Penggunaan media pengajaran merupakan
bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media
pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
·
Media pengajaran dalam pengajaran,
penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung
pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan
bahan pengajaran.
·
Penggunaan media dalam pengajran
semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
·
Penggunaan media dalam pengajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan guru.
·
Penggunaan media dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain
menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat
siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.
Levie dan Lentz (1982) dalam Azhar
(2009:16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu
a. Fungsi Atensi
media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaiatan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi efektif media
visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar ( atau
membaca ) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi kognitif media
visual dari temuan – temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual
atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi Kompenstoris media
pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata
lain media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
Menurut Kemp dan Dayton (1985:3 – 4)
dalam Azhar (2009:21) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan
penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya kedalam
program – program pengajaran berjalan agak lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian
yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai
berikut :
1. Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melaui media penerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan
isi pelajaran dengan cara yang berbeda – beda, dengan pengguanaan media ragam
hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat
disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan
aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran
lebih bisa menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah – ubah, menggunakan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang
ksemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3. Pembelajaran
menjadi lebih interktif dengan diterpkannya teori belajar dan prinsip – prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
penguatan.
4. Lama
waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media
hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan – pesan dan isi
pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh
siswa.
5. Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen – elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6. Pelajaran
dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika
media pembelajaran dirancang untuk pengguanaan secara individu.
7. Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8. Peran
guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang – ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar.
Sudjana dan Rivai (1992;2) dalam Azhar
(2009:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu :
1.
Pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar;
2.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran;
3.
Metode belajar akan lebih bervariasi,
tidak semata – mata komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalu guru
mengajar pada setiap jam pelajaran;
4.
Siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain –
lain.
Encyclopedia
Of Educational Research dalam Hamalik (1994;15) dalam Azhar
(2009:25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut :
1. Meletakkan
dasar – dasar yang konkret untuk berpikir,oleh kae\rena itu mengurangi
verbalisme.
2. Memperbesar
perhatian siswa.
3. Meletakkan
dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan
siswa.
5. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6. Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisisensi
dan kerangaman yang lebih banyak dalam belajar.
Hamalik
(1986) dalam Azhar (2009:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa.
Kegunaan media dalam pembelajaran serta
yang tertuang dalam Miarso (2007: 458-460) dalam Marlin (2009:26) yaitu:
1. Media
mampu meberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak berfungsi
secara optimal
2. Media
dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa
3. Media
datap melampaui batas kelas
4. Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya
5. Media
menghasilkan keseragaman pengamatan
6. Media
membangkitkan keinginan dan minat baru.
Dale (1969:180) dalam Azhar (2009:23)
mengemukakan bahwa bahan – bahan Audio visual dapat memberikan banyak manfaat
asalkan guru berperan aktif dalam pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap
merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern pada saat ini.
Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media
apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi :
1. Meningkatkan
rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2. Membuahkan
perubahan signifikan tingkah laku siswa;
3. Menunjukkan
hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan, dan minat siswa dengan
meningkatkan motvasi belajar siswa;
4. Membawa
kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. Membuat
hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6. Mendorong
pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi
dan partisifasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7. Memberikan
umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak
telah mereka pelajari;
8. Melengkapi
pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep – konsep yang bermakna dapat
dikembangkan;
9. Memperluas
wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan
membuat generalisasi yang tepat;
10. Meyakinkan
diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka
membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna;
Pemanfaatan media pembelajaran juga
tidak asal-asalan menurut keinginan guru namun juga harus dimanfaatkan menurut
langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik. Ada enam langkah
yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media
(syaiful dkk, 2006:136). Langkah-langkah itu yaitu:
1.
Merumuskan tujuan pengajaran
2.
Persiapan guru. Fase ini guru memilih
dan menetapkan media dimana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam
hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbanganna patut diperhatikan.
3.
Persiapan kelas. Fase ini siswa atau
kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan
menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi agar mereka dapat menilai,
mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
4.
Langkah penyajian pelajaran dan
pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pengajaran dengan memanfaatkan
media pengajaran. Keahlian guru dituntut disini. Media diperbantukan oleh guru
untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan bahan pengajaran. Media dikembangkan
untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan.
5.
Langkah kegiatan belajar siswa. Pada
fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media
disni bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya ataupun guru langsung
memanfaatkannya, baik dikelas atau di luar kelas.
6.
Langkah evaluasi pengajaran. Pada
langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pembelajaran
tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat
bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat
dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar selanjutnya.
Berdasarkan
pendapat para ahli fungsi dan manfaat media pembelajaran, peneliti menyimpulkan
bahwa fungsi dan media pembelajaran yaitu:
1. Laboratoium
sebagai media pembelajaran juga mampu memberikan rangsangn pada otak siswa
sehingga dapat mempercepat proses belajar mengajar serta memperjelas materi
yang sedang dipelajari sehingga siswa lebih paham dan ingat lebih lama terhadap
materi yang dipelajari dan bisa menaikkan nilai siswa.
2. Menghilangkan
rasa bosan pada saat waktu pelajaran sehingga dengan penggunaan laboratoium
sebagai media pembelajaran bisa meningkatkan minat belajar siswa karena juga
berada di kondisi yang berbeda.
3. Laboratorium
sebagai media pembelajaran selain untuk meningkatkan prestasi belajar juga bisa
sebagai hiburan. Hiburan disini yaitu ketika siswa mulai bosan dengan kondisi
biasa yang hanya berada di dalam kelas dan monoton terhadap buku namun dengan
adanya laboratorium sebagai media pembelajaran bisa membuat siswa berada di
kondisi lain dengan belajar di laboratoium serta pembelajarannya langsung
dengan contoh yang nyata, sperti penggunaan jangka sorong.
4. Selain
mendengarkan guru menjelaskan uraian materi pelajaran siswa bisa juga bisa
langsung mengamati, mendemonstrasikan, memerankan dll terhadap media yang
digunakan
5. Dengan
penggunaan media pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan sehingga
membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
6. Memperluas
wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat
generalisasi yang tepat dan juga meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan
pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem
gagasan yang bermakna;
4.
Macam-Macam
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran sangat beraneka ragam. Cukup banyak jenis dan media yang telah dikenal
dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang
mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang
sendiri oleh guru.
Dilihat dari jenisnya (Sungkowo,
2010:158), media dibagi ke dalam beberapa macam yaitu
· Media
audio adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Seperti radio,
cassete recorder, piringan hitam..
· Media
visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media visual
ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip
(film rangkai), foto, gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film
kartun,
· Media
audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara
dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara
audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar
yang bergerak seperti film suara dan video cassete.
Dilihat
dari segi keadaannya (Sungkowo, 2010:159), media audio visual dibagi menjadi:
- Audio
visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber
seperti film audiocassete
- Audio
visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dilihat
dari daya liputnya (Sungkowo, 2010:159), media dibagi menjadi:
-
Media dengan daya liput luas dan
serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah murid yang banyak dalam waktu yang sama.
-
Media dengan daya liput yang terbatas
oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan
tempat yang khusus. Seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus
menggunakannya tempat tertutup dan gelap.
Sedangkan
jika dilihat dari bahan pembuatannya (Sungkowo 2010:159), media dibagi menjadi:
-
Media sederhana yaitu media yang bahan
dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannnya murah dan
penggunaanya tidak sulit
-
Media kompleks yaitu media dengan bahan
sulit didapat, alat tidak mudah dibuat
dan harga relatif mahal.
Lambert dan cuper ( 2008) dalam Marlin
(2009:16) menyatakan jenis multimedia berupa teks, audio, grafik, animasi atau
video untuk menyampaikan informasi. Multimedia dibagi dalam dua kategori:
-
Multimedia linear berkembang dari satu
layar ke layar berikutnya dan biasanya digunakan instruktur sebagai tambahan
alat bantu mengajar.
-
Multimedia non linear (meliputi
hiperlink) menawarkan penonton untuk saling memperngaruhi, mengontrol kemajuan
dan memilki bentuk pengetetahuan.
Daftar kelompok media instruksional
menurut Anderson (1976) dalam Marlin (2009:17) yaitu sebagai berikut:
NO
|
KELOMPOK MEDIA
|
MEDIA
INSTRUKSIONAL
|
1
|
Audio
|
·
Pita audio (rol
atau kaset)
·
Piringan audio
·
Radio (rekaman
siaran)
|
2
|
Cetak
|
·
Buku teks
terprogram
·
Buku
pegangan/manual
·
Buku tugas
|
3
|
Audio – Cetak
|
·
Buku latihan
dilengkapi kaset
·
Gambar/poster (dilengkapi
audio)
|
4
|
Proyek Visual
Diam
|
·
Film bingkai
(slide)
·
Film rangkai
(berisi pesan verbal)
|
5
|
Proyek Visual
Diam dengan Audio
|
·
Film bingkai
(slide) suara
·
Film rangkaian
suara
|
6
|
Visual Gerak
|
·
Film bisu
dengan judul (caption)
|
7
|
Visual Gerak
dengan Audio
|
·
Film suara
·
Video/VCD/DVD
|
8
|
Benda
|
·
Benda nyata
·
Model tiruan
(mock up)
|
9
|
Komputer
|
·
Media beerbasis
komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed
Instructional)
|
Beberapa jenis media yang lazim
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (Arief dkk, 2006:27), yaitu:
1.
Media
Grafis
Media grafis termasuk media visual.
Sebagaimana halnya media lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan
dari sumber ke penerima pesan. Salauran yang dipakai menyangkut indra
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol
komunikasivisual. Simbol – simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar
proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Secara khusus grafis
berfungsi untuk menarik perhatian,memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
digrafiskan.
Macam-macam media grafis yaitu:
a.
Gambar/foto
Gambar/
foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang
dapat dimengerti dan dinikmati dimana- mana.
Beberapa
kelebihan media gambar /foo yaitu :
1. Sifatnya
konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media perbal semata.
2. Gambar
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau
peristiwa dapat dibawah ke kelas, dan tidsk selalu bisa anak – anak dibawa ke
objek/peristiwa tersebut.
3. Media
gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang
daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan
jelas dalam bentuk gambar atau foto.
4. Foto
dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
berapa saja, sehinggga dapat mencegah dan membetulkan kesalahpahaman.
5. Foto
harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan
yang khusus.
Selain
kelebihan – kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu
:
1. Gambar/foto
hanya menekankan persepsi indera mata;
2. Gambar/foto
benda yang terlalau kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
3. Ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar.
Enam
syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan
sebagai media pendidikan:
1. Autentik
Gambar tersebut harus
secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
2. Sederhana
Komposisi gambar
hendaknya cukup jelas menunjukkan poin – poin pokok dalam gambar.
3. Ukuran
relatif
Gambar/foto dapat
memperbesarkan atau memperkecil objek yang sebenarnya.
4. Gambar/foto
sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
5. Gambar
yang baik belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6. Tidak
setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik,
gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
b.
Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana,
atau draft kasar yang melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa,
selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat
memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media
ini dibuat langsung oleh guru.
c.
Diagram
Sebagai suatu gambar yang menggunakan
garis – garis dan simbol – simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur
dari objek dan secara garis besar. Diagram pada umunya berisi
petunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat
memperjelas penyajian pesan.
Beberapa ciri diagram yang perlu
diketahui:
1. Diagram
bersifat simbolis dan abstark sehingga kadang-kadang sulit dimengerti.
2. Untuk
dapat membaca diagram sesorang haru mempunyai latar belakang tentang apa yang
didiagramkannya.
3. Walaupun
sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram dapat memperjelas arti.
Diagram
yang baik bagi media pendidikan adalah
1. Benar,
digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan – penjelasan yang perlu.
2. Cukup
besar dan ditempatkan secara strategis; dan
3. Penyusunannya
disesuaikan dengan pola membaca yang umum.
d.
Bagan/chart
Bagan atau chart termasuk media visual.
Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide – ide atau konsep – konsep yang
sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Pesan
yang disampaikannya biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan
atau hubungan-hubungan penting. Di dalam bagan sering kali kita jumpai jenis
media grafis yang lain seperti gambar, diagram, kartun atau lambang-lambang
verbal.
Sebagai media yang baik bagan haruslah:
1. Dapat
dimengerti anak;
2. sederhana
dan lugas, tidak rumit atau berbelit – belit;
3. diganti
pada waktu – waktu tertentu agar selain tetap termassa (up to date) juga tak kehilangan daya tarik.
Beberapa jenois bagan/chart secara garis
besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara
bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
e. Grafik (graps)
Grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik – titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan suatu objek atau peristiwa yang berhubungan secara singkat. Grafik
disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan data-data
komparatif.
Beberapa
manfaat/kelebihan grafik sebagai media :
1. Grafik
bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data – data kuantitatif dan
hubungan – hubungannya.
2. Grafik
dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interprestasi dan
perbandingan antara data – data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah,
pertumbuhan, dan arah.
3. Penyajian
data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas , dan logis.
Sebagai
media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Jelas
untuk dilihat oleh seluruh kelas
2. Hanya
menyajikan satu ide setiap grafik
3. Ada
jarak/ruang kosong antara-antara kolom-kolom bagiannya
4. Warna
yang digunakan kontras dan harmonis
5. Berjudul
dan ringkas
6. Sederhana
7. Mudah
dibaca
8. Praktis,
mudah diatur
9. Menggambarkan
kenyataan
10. Menarik
11. Jelas
dan tak memerlukan informasi tambahan
12. Teliti
Ada
beberapa macam grafik yang digunakan antara lain:
1. Grafik
garis
2. Grafik
garis atau line graps termasuk dalam
grafik dua skala, atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertikal dan
garis horizontal yang saling bertemu
3. Grafik
batang
Grafik batang
menggunakan proses vertikal dan horizontal. Grasik jenis ini bermanfaat untuk
membandingkan sesuatu objek, atau peristiwa yang sama dalam waktu yang berbeda,
atau menggambarkan berbagai hal/objek yang berbeda tentang sesuatu yang sama.
4. Grafik
lingkaran
Grafik ini dimaksudkan
untuk menggambarkan bagian-bagian dari
suatu keseluruhan serta perbandingan bagian-bagian.
Grafik gambar
menggunakan simbol-simbol gambbar sederhana. Jumlah simbol gambar tersebut
menggambarkan data kuantitatif. Selain dapat menunjukkan perbandingan dalam
bentuk yang jelas dan singkat grafik mudah dibaca karena menggunakan
gambar-gambar tersebut.
f.
Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk
komunikasi grafis adalah suatu gambar interpreatif yang menggunakan
simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan ringkas atau
sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya
hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam
gambar sederhana.
g.
Poster
Poster tidak hanya untuk menyampaikan
kesan-kesan tertentu tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi
orang-orang membeli produk bari dari suatu perusahaan, untuk mengikuti
program Keluarga Berencana atau untuk
menyayangi biantang dapat dituangkan lewat poster.
Secara umum poster yang baik hendaklah:
1. Sederhana
2. Menyajikan
satu ide dan guru mencapai satu tujuan pokok
3. Bewarna
4. Slogan
ringkas dan jitu
5. Tulisannya
jelas
6. Motif
dan didesain bervariasi
h.
Peta
dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi
untuk menyajikan data-data lokasi.
Kelebihan lain dari peta dan globe, dipakai
sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1. Memungkinkan
siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain-lain
2. Merangsang
minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis
3. Memungkinkan
siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk,
tumbuhan-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya
i.
Papan
Flanel/Flanel Board
Papan fanel adalah
media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada
sasaran tertentu pula.
2.
Media
Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio
berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam lambang-lambang auditif, baik herbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan)
maupun non verbal.
Ada beberapa jenis media yang
dikelompokkan ke dalam media audo:
a.
Radio
Sebagi
sesuatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
media yang lain, yaitu:
1. Harganya
relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV
2. Sifatnya
mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang
keruangan lainnya.
3. Jika
digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal
karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4. Radio
dapat mengembangkan daya imajinasi anak
5. Dapat
merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh
menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari
6. Radio
dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan
artinya
7. Siaran
lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mngajarkan musik dan bahasa
8. Radio
dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan
jika dikerjakan oleh guru, antara lain:
a. Radio
dapat menampilkan ke dalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang studi
tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak unuk
mengajar
b. Pelajaran
lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis.
c. Radio
dapat menyajikan laporan-laporan seketika
d. Siaran-siaran
yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian besar topik
9. Radio
dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tak dapat dikerjakan oleh guru.
10. Radio
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkauannya luas
Selain
kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai
kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
1. Sifat
komunokasinya hanya satu arah
2. Biasanya
siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya, dan
3. Penjadwalnya
pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah
b.
Alat
Perekam Pita Magnetik
Alat
perekam pita magnetik atau lazimnya disebut tape recorder adalah salah satu
media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena
mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita megnetik
yaitu sistem full track recording dan double track recording. Beberapa
kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan yaitu:
1. Alat
perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk
merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya.
2. Pita
rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume
3. Rekaman
dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi
4. Pita
rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung
mengontrolnya
5. Program
kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di luar sekolah
6. Program
kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan
(diskusi, dramatisasi dan lain-lain)
7. Program
kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa
Dibandingkan dengan program radio,
program kaset mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1) Daya
jangkaunya lemah
2) Dari
segi biaya pengadaanya bila untuk sasaran yang benyak jauh lebih mahal.
3.
Media
Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected
medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan
rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali
dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah
pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan
proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlebih dahulu.
Beberapa jenis media proyeksi diam
antara lain:
a.
Film
bingkai
Film bingkai
adalah suatu film yang berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran
2x2 inci terbuat dari karton, atau plastik. Selain ukuran tersebut masih ada
lagi ukuran yang lebih besar, oversized slides (21/4x21/2 inci) dan latern
slide (3 1/4x4 inci).
Beberapa keuntungan penggunaan film
bingkai sebagai media pendidikan yaitu sebagai berikut:
1)
Materi pelajaran yang sama dapat
disebarkan ke seluruh siswa secara serentak
2)
Perhatian anak-anak dapat dipusatkan
pada satu butir tertentu, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
3)
Fungsi berpikir penonton dirangsang dan
dikembangkan secara bebas
4)
Film bingkai berada di bawah kontrol
guru.
5)
Film bingkai baik digunakan untuk
menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok
maupun individual, tidak pandang usia
6)
Penyimpanannya film bingkai sangat mudah
(praktis)
7)
Film bingkai dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan indera.
8)
Program bingkai bersuara dapat menjadi
media yang sangat efektif bila dibandingkan dengan media cetak yang berisi
gambar yang sama (walaupun gambar cetak tersebut disusun dalam urutan yang sama
disertai narasi yang sama pula)
9)
Program film bingkai bersuara mudah
direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya.
10) Film
bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya meupun
cara menggunakannya, dibandingkan dengan media TV atau film. Biayanya juga
rlatif lebih murah.
11) Program
dibuat dalam waktu singkat. Lama waktu yang diperlukan tergantung pada waktu
untuk melakukan hal-hal berikut:
-
Merencanakan produksi/menulis naskah
-
Menggambar grafis
-
Memotret
-
Memproses film
-
Memberi bingkai
-
Merekam narasi
Selain kelebihan dan keuntungan tersebut
diatas, film bingkai juga mempunyai keterbatasan dan kelemahan yang perlu kita
ketahui:
1. Seri
program film bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas merupakan kelebihan
sekaligus merupakan titik kelemahan.
2. Dibanding
dengan media audio visula yang lain seperti TV dan film, film bingkai mempunyai
kelemahan yaitu hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
3. Bila
tidak ada daylight screen, penggunaan program slide suara memerlukan ruangan
gelap
4. Dibanding
dengan gambar, foto, bagan atau papan flanel pembuatan film bingkai jauh lebih
mahal biayanya.
b.
Film
Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, gambar
(frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Sebagaimana halnya
film bingkai, film rangkai bisa tanpa suara (silent) bisa pula dengan suara
(sound). Suara yang menyertai film rangkai itu dimaksudkan untuk menjelaskan
isi.
Sebagai media
pendidikan media film rangkai mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1. Sperti
halnya film bingkai, kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur, dapat
ditambah narasi dengan kotrol guru
2. Semua
kelebihan non projected still picture dimiliki
oleh film rangkai
3. Film
rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu
rangkai, seperti misalnya: foto, bagan, dokumen, gmabar, tabel, simbol, kartun
dan sebagaina.
4. Cocok
untuk mengajarkan keterampilan
5. Urutan
gambar sudah pasti karena film rangkai merupakan satu kesatuan
6. Penyimpanan
mudah, cukup digulung dan dimasukkan kedalam tempat khusus
7. Reproduksinya
dalam jumlah besar relatif lebih mudah penggambarannya dibandingkan film
bingkai
8. Dapat belajar kelompok maupun individual
Kelemahan pokok film rangkai
dibandingkan dengan film bingkai adalah sulit diedit atau direvisi karena sudah
merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan
peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai
c.
Media
Transparasi
Media transparasi atau overhead transparency (OHT) sering kali
disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead projector). Media
transparasi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan transparan,
biasanya film acetate atau plastik
berukuran 8 1/2” x 11”. Sebagai perangkat lunak, bahan transparan yang berisi
pesan-pesan tersebut memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya, yaitu OHP.
OHP adalah alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memproyeksikan
transparasi ke arah layar lewat atas atau samping kepala orang yang
menggunakannya.
Sebagai media pendidikan, media
tramparasi mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan media
transparasi antara lain:
1. Gambar
yang diproyeksikan lebih jelas dibanding gambar papan.
2. Guru
sambil belajar dapat berhadapan dengan siswa
3. Benda-benda
kevil dapat memproyeksikan hanya dengan meletakkannya di atas OHP, walaupun
hasilnya berupa bayangan
4. Memungkinkan
penyjian diskriminasi warna dan menarik minat-minat siswa
5. Tak
memerlukan tenaga bantuan operator dalam menggunakan OHP karena mudah
dioperasikan
6. Lebih
sehat daripada papan tulis
7. Praktis
dapat digunakan
8. Sepenuhnya
di bawah kontrol guru
Sekalipun banyak kelebihan, media
transparasi juga mempunyai keterbatasan/kelemahan antara lain:
1. Transparasi
memerlukan peralatan khusus untuk memproyaksikan (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-kadang
sulit dicari suku cadangnya di tempat-tempat tertentu
2. Transparasi
memerlukan waktu, uasah dan persiapan yang baik, lebih-lebih kalau menggunakan
teknik penyajian yang kompleks
3. Karena
lepas, transparasi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya
4. Jika
teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecendrungan OHP
dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cendrung bersikap pasif.
d.
Proyektor
Tak Tembus Pandang
Proyektor tak tembus pandang adalah alat
untuk memproyeksikan bahan buku transparan tetapi bahan-bahan tidak tembus
pandang (opaque).
Kelebihan proyektor tak
tembus pandang yaitu:
1. Dapat
digunakan untuk hampir semua bidang studi yang ada di kurikulum
2. Dapat
memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan, sehingga bahan yang semula hanya
untuk individu jadi untuk seluruh kelas.
Kelemahannya
ialah bahwa proyektor tembus pandang tidak seperti OHP harus digunakan di
ruangan yang gelap.
e.
Mikrofis
Mikrofis atau microfiche adalah lembaran film transparan terdiri dari
lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa
sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang.
Keuntungan mikrofis yaitu:
1. Mudah
dikopi cetak dan diduplikasikan dengan biaya yang relatif murah
2. Bisa
diproyeksikan ke layar lebar
3. Karena
dalam bentuk lembaran mudah untuk didentifikasi
4. Informasi
kepustakaan yang terletak di bagian atas lembaran mudah untuk didentifikasi
Kelemahan
kepustakaan mikofis yang perlu diperhatikan:
1. Pembuatan
masternya mahal
2. Mudah
hilang
3. Bila
telah banyak, sulit memfilenya sehingga mudah salah masuk filing.
f.
Film
Film merupakan media yang amat besar
kemampuaanya dalam membantu proses belajar mengajar.
Sebagai suatu media,
film memilki keunggulan yaitu:
1. Film
merupakan suatu denominator belajar
yang umum
2. Film
sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
3. Film
dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian
sejarah yang lampau
4. Film
dapat mengmbara dengan lincahnya dari satu negara ke negara lainnya, horizon
menjadi amat lebar, dunia luar dapat di bawa masuk kelas
5. Film
dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus
dan sebaliknya
g.
Film
Gelang
Film gelang atau film loop (loop
film) adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm atau
16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film akan berputar
terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan.
Sebagai satu media film
gelang mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1. Ruangan
tak perlu di gelapkan
2. Dapat
berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas
3. Baik
sekali untuk menunjukkan suatu periode yang pendek, yang berisi gerakan-gerakan
tertentu dari objek yang dipelajari.
4. Film
gelang mudah sekali diintegrasikan ke pelajaran dan dipakai bersama dengan
medium yang lain
5. Karena
sederhana, murid pun bisa memakainya sendiri
6. Film
dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan atau diskusi.
h.
Televisi
(TV)
Televisi adalah media yang menyampaiakn
pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
Sebagai media
pendidikan, televisi mempunyai kelebihan yaitu:
1. TV
dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang
lain, menyesuaikan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai
2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan
selalu siap diterima oleh anak-anak
3. TV
dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton
4. TV
mempunyai realitas dari film
5. Sifatnya
langsung dan nyata
6. Horizon
kelas da[at di perlebar dengan TV
7. Hampir
setiap mata pelajaran bisa di TV kan
8. TV
dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengajar
Beberapa
kelemahan/keterbatasan TV antara lain:
1. Harga
pesawat TV lebih murah
2. Sifat
komunikasinya hanya satu arah
3. Jika
akan di manfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah
sering kali sulit disesuaikan
4. Program
di luar kontrol guru
5. Besarnya
gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa
jumlah siswa yang dapat memanfaatkannya terbatas.
i.
Video
Video sebagai media audio-visual yang
menampilkan gerak. Pesan yang disajikan bersifat fakta maupun fiktif, bisa
bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.
Kelebihan video antara lain:
1. Dapat
menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar
lainnya
2. Dengan
alat perekam pita audio sejumlah besar penonton dapat memperoleh dari
ahli-ahli/spesialis
3. Demonstrasi
yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga pada waktu
mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya
4. Menghemat
waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang
5. Gambar
proyeksi bisa dibekukan utuk diamati seksama
Hal-hal
negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan alat perekam pita
video adalah:
1. Perhatian
penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan
2. Sifat
komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk
umpan balik yang lain
3. Kurang
mamapu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna
4. Memerlukan
peralatan yang mahal dan kompleks
j.
Permainan
dan Simulasi
Permainan adalah setiap kontes antara
para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan
untuk mencapai tujuan tertentu pula. Simulasi adalah suatu model hasil
penyerdehanaan suatu realiatas.
Sebagai media pendidikan, permainan
mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1. Permainan
adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur
2. Permainan
memungkinkan terjadinya ada partisifasi aktif dari siswa untuk belajar
3. Permainan
dapt memberikan umpan balik langsung
4. Permainan
memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan
peranan yang sebenarnya di masyarakat.
5. Permainan
bersifat luwes.
6. Permainan
dapat dengan mudah di buat dan diperbanyak
Sebagaimana
media lainnya permainan dan simulasi juga mempunyai kelemahan atau keterbatasan
yaitu:
1. Karena
asyik, atau karen belum mengenai aturan/teknis pelaksanaan
2. Dalam
mensimulasikan situasi sosial permainan cendrung terlalu menyerdehanakan
konteks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang
salah
3. Kebanyakan
permainan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja padahal keterlibatan
seluruh siswa/warga belajar amalah penting agar proses belajar bisa lebih
efektif dan efesian.
5.
Pengertian
Laboratoium
Laboratorium (disingkat lab) adalah
tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.
Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali (Anonim, 2007 dalam Wanmustafa (http://wanmustafa.wordpress.
com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/).
Sementara menurut Emha (2002) dalam
Wanmustafa (http:// wanmustafa.
wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/)
laboratorium diartikan sebagai suatu
tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang
berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso
(2005) dalam Wanmustafa (http://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/)
laboratorium ialah suatu tempat
dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat
merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun
dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut,
laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan
maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang
ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka
seperti kebun dan lain-lain (Wanmustafa: 2011).
Laboratorium adalah suatu ruangan
yang tertutup dimana suatu percobaan dan penyelidikan dilakukan Depdikbud
(1997) dalam Majalah Pendidikan (www.majalahpendidikan.com/2011/10fungsi-laboratorium.html?m=1).
Menurut penulis dari pengertian
laboratorium yang diungkapkan oleh beberapa ahli maka penulis menyimpulkan,
laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan atau
pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang
ilmu lain dalam suatu ruangan tertutup maupun ruangan terbuka untuk
menghasilkan sesuatu.
6.
Fungsi
Laboratorium
Menurut Sukarso (2005) dalam http://wanmustafa.wordpress.com
/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/, secara garis besar laboratorium
dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat untuk berlatih
mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan
dan pengkaji gejala-gejala alam
2. Mengembangkan keterampilan motorik
siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media
yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian
untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam
dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa
sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai
akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Menurut Soejitno (1983) dalam Wahyuni
Suryanita (
wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html?m=1)
fungsi laboratorium adalah
1. Memberikan
kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan
praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah
2. Memberikan
keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa
3. Memberikan
dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial
4. Menambah
keerampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan
menemukan kebenaran
5. Memupuk
rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon
ilmuwan.
Menurut
penulis fungsi laboratorium yaitu:
1. Sebagai
tempat untuk mengembangkan keterampilan intelektual melalui percobaan dan
pelatihan di laboratorium
2. Mengembangkan
ketrampilan motorik siswa, dan timbul rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang
sedang diteliti sehingga timbul rasa percaya diri untuk mengungkapkan kepada
teman-temannya terhadap hasil yang didapatkan dalam meneliti.
7.
Prinsip-
Prinsip Pemilihan Media
Penggunaan media
pembelajaran sangat bergantung paada tujuan pembelajaran, bahan pengajaran,
kemudahan dalam memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam
menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Drs. Sudirman N. (1991) dalam Syaiful
dkk (2006:126) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang
dibaginya ke dalam tiga kategori, yaitu:
1.
Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus
berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
2.
Karekteristik media pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik
tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara
penggunaanya. Memahami karakteristik media pembelajaran sangat penting untuk
dimilki oleh seeorang guru untuk pemilihan media pengajaran. Di samping itu
juga untuk guru menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi.
3.
Alternatif pilihan
Memilih
adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru
menentukan pilihan jika terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan jika hanya satu maka guru tidak bisa memilih.
Dalam menggunakan media
hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media itu
dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana
(1991: 104) dalam Sukowo (2010:160) adalah:
1.
Menentukan jenis media dengan tepat
2.
Menetapkan atau memperhitungkan subjek
dengan tepat
3.
Menyajikan media dengan tepat
4.
Menempatkan atau memperlihatkan media
pada waktu
8. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan
Penggunaan Media
Dalam usaha penggunaan
media dalam proses belajar mengajar, pedoman umum dalam penggunaan media
pembelajaran (Marlin, 2009:24) yaitu:
a.
Tidak ada satu media yang terbaik untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran
b.
Penggunaan media harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
c.
Penggunaan media harus mempertimbangkan
kecocokan ciri media dengan karekteristik materi pelajaran yang disajikan
d.
Penggunaan media harus disesuaikan
dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan
e.
penggunaan media harus disertai
persiapan yang cukup
f.
peserta didik perlu dipersiapkan sebelum
media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada
hal-hal penting selama penyajian media berlangsung.
Heinich
dan kawan-kawan (1982) dalam Azhar (2009:67) mengajukan model perencanaan
penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristics, State
objective, Select, or modify media,
Utilize, Require learner response adn Evaluate). Model ini
menyarankan enam kegiatan utama dalam pembelajaran yaitu:
a.
menganalisis karakteristik umum kelompok
sasaran
b.
menyatakan atau merumuskan tujuan
pembelajaran
c.
memilih, memodifikasi atau merancang
dengan mengembangkan materi dan media yang tepat
Agar
media pembelajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip
pemilihan, maka perlu juga memeperhatikan faktor-faktor (Syaiful, 2006:128)
berikut:
1.
Objektifitas
Metode
dipilih untuk keperluan sistem belajar
2.
Program masukan pembelajaran
Program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada murid harus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
3.
Sasaran program
Media yang digunakan harus dilihat
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan murid, baik dari segi bahasa,
simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penyajianya.
4.
Situasi dan kondisi
Yaitu
situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang digunakan, baik
ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta kondisi murid yang akan
mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahannya.
5.
Kualitas teknik
Ada
rekaman suara atau gambar-gambar dan alat-alat lainnya yang perlu penyempurnaan
sebelum digunakan.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991)
dikutip dalam Azhar (2006:132) mengemukakan dalam memilih media untuk
kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Ketepatan
dengan tujuan pembelajaran
2. Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran
3. Kemudahan
memperoleh media
4. Ketrampilan
guru dalam menggunakannya
5. Tersedianya
waktu untuk menggunakannya
6. Sesuai
dengan taraf berfikir siswa
9. Laboratorium Sebagai Media
Pembelajaran
menurut Emha (2002) dalam Wanmustafa
(http://
wanmustafa. wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/)
laboratorium diartikan sebagai suatu
tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang
berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain. Dalam
hal ini laboratorium selain sebagai tempat untuk mengadakan percobaan
laboratorium juga digunakan sebagai media belajar untuk mencari tahu kebenaran
tentamg sesuatu hal yang sedang diteliti.
Menurut
Soejitno (1983) dalam Wahyuni Suryanita (
wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html?m=1)
salah satu fungsi laboratorium adalah Menambah keterampilan dalam menggunakan
alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. Dari salah
satu fungsi yang di dikutip dalam (wahyunisuryanita. blogspot. Com /2012/12/
fungsi – dan – manfaat - laboratorium- sebagai. html?m=1 Selain sebagai tempat belajar/percobaan,
laboratorium juga sebagai media belajar dimana laboratorium disini sebagai
media adalah untuk mencari kebenaran terhadap sesuatu yang sedang diteliti.
Sehingga
laboratorium sebagai media pembelajaran merupakan suatu tempat yang digunakan
untuk melakukan percobaan atau pelatihan sebagai perantara pembelajaran yang
membawa informasi dan pengetahuan untuk merangsang siswa agar lebih minat
belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Laboratorium
sebagai media pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah
bukan hanya audio yang digunakan sebagai penyampaiannya namun bisa juga berupa
fisik. Tergantung dengan materi yang sedang dipelajari. Laboratorim yang
merupakan media belajar, sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar
terutama dalam pelajaran fisika yang kebanyakan materi ajarnya membutuhkan
alat-alat praktek yang alat-alat tersebut banyak terdapat di laboratoium. Dengan
adanya laboratorium yang mempermudah proses belajar secara tidak langsung juga
memperkenalkan kepada siswa bagaimana bentuk alat-alat yang biasa digunakan
pada pelajaran fisika. Sehingga jika siswa telah mengenal alat-alat yang akan
digunakan, guru hanya menjelaskan saja bagaimana cara mengukur benda dengan
menggunakan alat-alat itu. Disini Mengukur benda tesebut tidak bisa menggunakan
perkiraan atau menerka-nerka karena dalam fisika segala sesuatu bisa di hitung
atau diukur, itulah gunanya laboratorium sebagai media belajar yaitu untuk
membantu mempermudah mengukur benda yang sedang dipelajari dengan alar-alat
yang berada di laboratorium selain itu juga laboratorium mengurangi tingkat
kejenuhan siswa dalam belajar yang dimana di dalam laboratoium siswa bisa
langsung menggunakan atau mengukur benda yang dipelajari.
Laboratorium
sebagai media pembelajaran juga untuk mempermudah proses kegiatan belajar
mengajar. Sehingga siswa bisa lebih mengerti dan guru lebih mudah dalam menjelaskan
materi yagn sedang dipelajari. Selain itu juga dengan penggunaan laboratorioum
sebagai media juga bisa menaikkan kualitas dan minat belajar siswa khususnya
mata pelajaran fisika yang hampir sebagian besar materi pelajarannya
membutuhkan suatu penalaran yang tinggi dimana untuk mengukurnya membutuhkan
suatu alat-alat laboratoium agar tingkat kepastiannya tepat. Sehingga jika
minat siswa telah terbentuk maka siswa termotivasi untuk belajar dan siswa akan
mudah untuk menyerap atau mengerti terhadap penjelasan guru apabila menggunakan
suatu media pelajaran untuk mempermudah proses belajar mengajar di sekolah.
Jadi
dengan penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran b mempermudah proses
belajar mengajar serta siswa juga bisa mengenal karakteristik benda dan bisa
mengamatinya secara langsung karena benda yang diamati ada di depan mereka.
10. Penutup
Setelah penulis membahas
tentang laboratorium sebagai media
pembelajaran, penulis menyimpulkan bahwa Laboratorium sebagai media belajar sangat
berpengaruh pada proses belajar mengajar untuk mempermudah proses pembelajaran
terhadap materi yang sulit untuk dipahami siswa, penggunaan laboratorium ini
juga sebagai motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa yang ketika siswa
dihadapkan dengan pelajaran fisika rata-rata siswa beranggapan fisika itu
pelajaran sulit. Sehingga dengan penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran
bisa menaikkan minat siswa dan juga prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arsad
Azhar. 2009. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Bahri
Saiful dan Zain Aswan. 2006. Startegi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka
Cipta
M-Edukasi.
2013. Fungsi Laboratorium. Tersedia:
Majalah
Pendidikan. 2013. Fungsi Laboratorium.
Tersedia:
diakses
29-03-2013
Marlin
Tin. 2009. Dasar dan Proses Pembelajaran
Fisika II. Pelembang: Tanpa
Penerbit
Sadiman
Arief, dkk. 2006. Media Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soetopo
Sungkowo. 2010. Belajar dan Pengajaran.
Pelembang: Tanpa Penerbit
Wanmustafa.
2011. Pengertian dan Fungsi Laboratorium.
Tersedia:
http://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/.
diakses 28-03-2013
Wahyunisuryanita.
2012. Fungsi dan Manfaat Laboratorium.
Tersedia:
wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-
laboratorium-sebagai.html?m=1